DEFINISI
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.
PENYEBAB
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali.
Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks.
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks:
1. HPV (human papillomavirus)
HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
2. Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks
6. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
7. Gangguan sistem kekebalan
8. Pemakaian pil KB
9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara rutin)
Keadaan Prekanker Pada Serviks
Sel-sel pada permukaan serviks kadang tampak abnormal tetapi tidak ganas.
Para ilmuwan yakin bahwa beberapa perubahan abnormal pada sel-sel serviks merupakan langkah awal dari serangkaian perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian bisa menyebabkan kanker. Karena itu beberapa perubahan abnormal merupakan keadaan prekanker, yang bisa berubah menjadi kanker.
Saat ini telah digunakan istilah yang berbeda untuk perubahan abnormal pada sel-sel di permukaan serviks, salah satu diantaranya adalah lesi skuamosa intraepitel (lesi artinya kelainan jaringan, intraepitel artinya sel-sel yang abnormal hanya ditemukan di lapisan permukaan).
Perubahan pada sel-sel ini bisa dibagi ke dalam 2 kelompok:
1. Lesi tingkat rendah : merupakan perubahan dini pada ukuran, bentuk dan jumlah sel yang membentuk permukaan serviks. Beberapa lesi tingkat rendah menghilang dengan sendirinya. Tetapi yang lainnya tumbuh menjadi lebih besar dan lebih abnormal, membentuk lesi tingkat tinggi.
Lesi tingkat rendah juga disebut displasia ringan atau neoplasia intraepitel servikal 1 (NIS 1).
Lesi tingkat rendah paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 25-35 tahun, tetapi juga bisa terjadi pada semua kelompok umur.
2. Lesi tingkat tinggi : ditemukan sejumlah besar sel prekanker yang tampak sangat berbeda dari sel yang normal.
Perubahan prekanker ini hanya terjadi pada sel di permukaan serviks. Selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, sel-sel tersebut tidak akan menjadi ganas dan tidak akan menyusup ke lapisan serviks yang lebih dalam.
Lesi tingkat tinggi juga disebut displasia menengah atau displasia berat, NIS 2 atau 3, atau karsinoma in situ.
Lesi tingkat tinggi paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 30-40 tahun.
Jika sel-sel abnormal menyebar lebih dalam ke dalam serviks atau ke jaringan maupun organ lainnya, mada keadaannya disebut kanker serviks atau kanker serviks invasif.
Kanker serviks paling sering ditemukan pada usia diatas 40 tahun.
GEJALA
Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear.
Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala berikut:
- Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi, setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause
- Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
- Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Gejala dari kanker serviks stadium lanjut:
- Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan
- Nyeri panggul, punggung atau tungkai
- Dari vagina keluar air kemih atau tinja
- Patah tulang (fraktur).
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
1. Pap smear
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker servikspun menurun sampai lebih dari 50%.
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3tahun.
Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
– Normal
– Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
– Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
– Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
– Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya).
2. Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
3. Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
4. Tes Schiller
Serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
Untuk membantu menentukan stadium kanker, dilakukan beberapa pemeriksan berikut:
- Sistoskopi
- Rontgen dada
- Urografi intravena
- Sigmoidoskopi
- Skening tulang dan hati
- Barium enema.
PENGOBATAN
Pengobatan lesi prekanker
Pengobatan lesi prekanker pada serviks tergantung kepada beberapa faktor berikut:
- tingkatan lesi (apakah tingkat rendah atau tingkat tinggi)
- rencana penderita untuk hamil lagi
- usia dan keadaan umum penderita.
Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan biopsi. Tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan Pap smear dan pemeriksaan panggul secara rutin.
Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa:
# Kriosurgeri (pembekuan)
# Kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi)
# Pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat di sekitarnya
# LEEP (loop electrosurgical excision procedure) atau konisasi.
Setelah menjalani pengobatan, penderita mungkin akan merasakan kram atau nyeri lainnya, perdarahan maupun keluarnya cairan encer dari vagina.
Pada beberapa kasus, mungkin perlu dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim), terutama jika sel-sel abnormal ditemukan di dalam lubang serviks. Histerektomi dilakukan jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi.
Pengobatan untuk kanker serviks
Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil lagi.
1. Pembedahan
Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar), seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP.
Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak.
Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan.
Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi.
Pada kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur di sekitarnya (prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening.
Pada wanita muda, ovarium (indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat.
2. Terapi penyinaran
Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas pada daerah panggul.
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
Ada 2 macam radioterapi:
– Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar
Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.
– Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke dalam serviks.
Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.
Efek samping dari terapi penyinaran adalah:
– iritasi rektum dan vagina
– kerusakan kandung kemih dan rektum
– ovarium berhenti berfungsi.
3. Kemoterapi
Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut.
Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga pemulihan, begitu seterusnya.
4. Terapi biologis
Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit.
Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.
Efek samping pengobatan
Selain membunuh sel-sel kanker, pengobatan juga menyebabkan kerusakan pada sel-sel yang sehat sehingga seringkali menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan.
Efek samping dari pengobatankanker sangat tergantung kepada jenis dan luasnya pengobatan. Selain itu, reaksi dari setiap penderita juga berbeda-beda.
Metoda untuk membuang atau menghancurkan sel-sel kanker pada permukaan serviks sama dengan metode yang digunakan untuk mengobati lesi prekanker.
Efek samping yang timbul berupa kram atau nyeri lainnya, perdarahan atau keluar cairan encer dari vagina.
Beberapa hari setelah menjalani histerektomi, penderita bisa mengalami nyeri di perut bagian bawah. Untuk mengatasinya bisa diberikan obat pereda nyeri.
Penderita juga mungkin akan mengalami kesulitan dalam berkemih dan buang air besar. Untuk membantu pembuangan air kemih bisa dipasang kateter.
Beberapa saat setealh pembedahan, aktivitas penderita harus dibatasi agar penyembuhan berjalan lancar. Aktivitas normal (termasuk hubungan seksual) biasanya bisa kembali dilakukan dalam waktu 4-8 minggu.
Setelah menjalani histerektomi, penderita tidak akan mengalami menstruasi lagi. Histerektomi biasanya tidak mempengaruhi gairah seksual dan kemampuan untuk melakukan hubungan seksual.
Tetapi banyak penderita yang mengalami gangguan emosional setelah histerektomi. Pandangan penderita terhadap seksualitasnya bisa berubah dan penderita merasakan kehilangan karena dia tidak dapat hamil lagi.
Selama menjalani radioterap, penderita mudah mengalami kelelahan yang luar biasa, terutama seminggu sesudahnya.
Istirahat yang cukup merupakan hal yang penting, tetapi dokter biasanya menganjurkan agar penderita sebisa mungkin tetap aktif.
Pada radiasi eksternal, sering terjadi kerontokan rambut di daerah yang disinari dan kulit menjadi merah, kering serta gatal-gatal. Mungkin kulit akan menjadi lebih gelap.
Daerah yang disinari sebaiknya mendapatkan udara yang cukup, tetapi harus terlindung dari sinar matahari dan penderita sebaiknya tidak menggunakan pakaian yang bisa mengiritasi daerah yang disinari.
Biasanya, selama menjalani radioterapi penderita tidak boleh melakukan hubungan seksual.
Kadang setelah radiasi internal, vagina menjadi lebh sempit dan kurang lentur, sehingga bisa menyebabkan nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Untuk mengatasi hal ini, penderita diajari untuk menggunakan dilator dan pelumas dengan bahan dasar air.
Pada radioterapi juga bisa timbul diare dan sering berkemih.
Efek samping dari kemoterapi sangat tergantung kepada jenis dan dosis obat yang digunakan. Selain itu, efek sampingnya pada setiap penderita berlainan.
Biasanya obat anti-kanker akan mempengaruhi sel-sel yang membelah dengan cepat, termasuk sel darah (yang berfungsi melawan infeksi, membantu pembekuan darah atau mengangkut oksigen ke seluruh tubuh).
Jika sel darah terkena pengaruh obat anti-kanker, penderita akan lebih mudah mengalami infeksi, mudah memar dan mengalami perdarahan serta kekurangan tenaga.
Sel-sel pada akar rambut dan sel-sel yang melapisi saluran pencernaan juga membelah dengan cepat.
Jika sel-sel tersebut terpengaruh oleh kemoterapi, penderita akan mengalami kerontokan rambut, nafsu makannya berkurang, mual, muntah atau luka terbuka di mulut.
Terapi biologis bisa menyebabkan gejala yang menyerupai flu, yaitu menggigil, demam, nyeri otot, lemah, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan diare.
Kadang timbul ruam, selain itu penderita juga bisa mudah memar dan mengalami perdarahan.
PENCEGAHAN
Ada 2 cara untuk mencegah kanker serviks:
1. Mencegah terjadinya infeksi HPV
2. Melakukan pemeriksaan Pap smear secara teratur .
Pap smear (tes Papanicolau) adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel yang diperoleh dari apusan serviks.
Pada pemeriksaan Pap smear, contoh sel serviks diperoleh dengan bantuan sebuah spatula yang terbuat dari kayu atau plastik (yang dioleskan bagian luar serviks) dan sebuah sikat kecil (yang dimasukkan ke dalam saluran servikal).
Sel-sel serviks lalu dioleskan pada kaca obyek lalu diberi pengawet dan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa.
24 jam sebelum menjalani Pap smear, sebaiknya tidak melakukan pencucian atau pembilasan vagina, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berendam dan tidak menggunakan tampon.
Pap smear sangat efektif dalam mendeteksi perubahan prekanker pada serviks.
Jika hasil Pap smear menunjukkan displasia atau serviks tampak abnormal, biasanya dilakukan kolposkopi dan biopsi
# Anjuran untuk melakukan Pap smear secara teratur: Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun
# Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin
# Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB
# Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap smear berturut-turut menunjukkan hasil negatif atau untuk wanita yang telah menjalani histerektomi bukan karena kanker
# Sesering mungkin jika hasil Pap smear menunjukkan abnormal
# Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prekanker maupun kanker serviks.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanker serviks sebaiknya:
- Anak perempuan yang berusia dibawah 18 tahun tidak melakukan hubungan seksual.
- Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita kutil kelamin atau gunakan kondom untuk mencegah penularan kutil kelamin
- Jangan berganti-ganti pasangan seksual
- Berhenti merokok.
Pemeriksaan panggul setiap tahun (termasuk Pap smear) harus dimulai ketika seorang wanita mulai aktif melakukan hubungan seksual atau pada usia 20 tahun. Setiap hasil yang abnormal harus diikuti dengan pemeriksaan kolposkopi dan biopsi.
Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa vitamin A berpertan dalam menghentikan atau mencegah perubahan keganasan pada sel-sel, seperti yang terjadi pada permukaan serviks.
DAFTAR PUSTAKA
Canavan TP, Doshi NR. Cervical cancer. Am Fam Physician 2000;61:1369-76.
Castellsagué X, Bosch FX, Munoz N, Meijer CJ, Shah KV, de Sanjose S, Eluf-Neto J, Ngelangel CA,
Chichareon S, Smith JS, Herrero R, Moreno V, Franceschi S; International Agency for Research on Cancer Multicenter Cervical Cancer Study Group. Male circumcision, penile human Papillomavirus infection, and cervical cancer in female partners. N Engl J Med 2002;346:1105-12.
Harper DM, Franco EL, Wheeler C, Ferris DG, Jenkins D, Schuind A, Zahaf T, Innis B, Naud P, De Carvalho NS, Roteli-Martins CM, Teixeira J, Blatter MM, Korn AP, Quint W, Dubin G; GlaxoSmithKline HPV Vaccine Study Group. Efficacy of a bivalent L1 virus-like particle vaccine in prevention of infection with human papillomavirus types 16 and 18 in young women: a randomised controlled trial. Lancet 2004;364(9447):1757-65.
Heins HC, Dennis EJ, Pratt-Thomas HR. The possible role of smegma in carcinoma of the cervix. Am J Obstet Gynec 1958:76;726-735. \
International Agency for Research on Cancer, Lyons, France [1] The 7 most common types of HPV virus.
Lehtinen M, Dillner J. Preventive human papillomavirus vaccination. Sex Transm Infect 2002;78:4-6.
Menczer J. The low incidence of cervical cancer in Jewish women: has the puzzle finally been solved? Isr Med Assoc J 2003;5:120-3. PDF.
Peto J, Gilham C, Fletcher O, Matthews FE. The cervical cancer epidemic that screening has prevented in the UK. Lancet 2004;364:249-56.
Snijders PJ, Steenbergen RD, Heideman DA, Meijer CJ. HPV-mediated cervical carcinogenesis: concepts and clinical implications J Pathol. 2006;208:152-64.
Walboomers JM, Jacobs MV, Manos MM, Bosch FX, Kummer JA, Shah KV, Snijders PJ, Peto J, Meijer CJ, Munoz N. Human papillomavirus is a necessary cause of invasive cervical cancer worldwide. J Pathol 1999;189:12-9.
Our Profile
- Best Medika Herba
- BMH (Best Medika Herba) merupakan suplier alat kesehatan dan obat-obatan herbal yang memiliki mitra dimana-mana. Kunjungi kami di pertokoan Bunga Rampai I/20 telp (021) 970 5 3031/ 0817-6-777-180. anda dapat sms/telp untuk informasi harga terbaru dan alat kesehatan lainnya serta obat-obatan herbal yang belum tercantum.
INFO HOT..!!
- Alat-alat Kesehatan
- Artikel Kesehatan
- Kesehatan dengan Obat Alami [HerbaL]
Live Traffic Feed
Network Blog
03 Desember 2010
KANKER LEHER RAHIM
Posting by Best Medika Herba 0 komentar
Label: cerviks, kanker, kebidanan, leher rahim, masalah wanita, obstetri, pap smear
28 November 2010
PENYEBAB PENYAKIT LEUKEMIA dan PENGOBATANNYA
Leukemia merupakan bagian dari penyakit kanker, yang mana masyarakat umum menyebutnya dengan nama Kanker Darah itu karena terjadi pada sel – sel darah. Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit yang menyerang sel – sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (Bone Marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga tipe sel darah yang diantaranya adalah sel darah putih (yang berfungsi sebagai sistem imun / daya tahan tubuh terhadap infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oksigen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).
Leukemia pada umumnya sudah muncul pada diri seseorang sejak usia dini, dimana sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih ayng berkembang tidak normal. Secara normal, sel darah putih me-reproduksi ulang bila diperlukan oleh tubuh atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan sinyal atau tanda secara teratur apabila sel darah dibutuhkan untuk be-reproduksi kembali.
Pada kasus Leukemia, sel darah putih ternyata tidak merespon terhadap sinyal yang diberikan sehingga produksi berlebihan dan tidak terkontrol dan akhirnya keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Seseorang dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan gejala deperti ini : mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan pendarahan.
Leukemia Akut dan Kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan Leukemia kronis memiliki perjalanan yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.
Jika berdasarkan sel darah putih yang terkena, baik itu Limphoid atau Myeloid, maka Leukemia dibagi menjadi :
1. Leukemia Limfositik akut (LLA), merupakan tipe Leukemia paling sering terjadi pada anak – anak. Tetapi penyakit ini juga terdapat pada dewasa terutama mereka yang telah berusia 65 tahun atau lebih.
2. Leukemia Mielositik Akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak – anak. Tipe ini dahullu disebut Leukemia Nonlimfositik akut.
3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK). Orang dewasa yang telah berusia lebih dari 55 tahun lebih sering terkena Leukemia ini, walaupun orang dewasa yang masih muda juga bisa terkena ini. Akan tetapi tipe Leukemia ini hampir tidak pernah terjadi pada anak – anak.
4. Leukemia Mielositik (LMK). Yang ini sering terjadi pada semua orang dewasa dan dapat juga terjadi pada anak – anak tetapi sangat sedikit.
Penyebab Penyakit Leukemia
Walaupun sampai saat ini belum ada / belum ditemukan penyebab utama dari Leukemia ini, akan tetapi ada beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu terjadinya Leukemia pada setiap orang, diantaranya adalah :
a. Radiasi. Hal ini berdasarkan riset pada pegawai Radiologi yang ternyata lebih sering menderita Leukemia. Leukemia ini juga ditemukan pada korban radiasi bom atom di Heroshima dan Nagasaki (Jepang).
b. Leukemogenik. Beberapa zat kimia telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi Leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia industri seperti insektisida serta obat – obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
c. Herediter. Yang mana penderita Down Syndrom 20% lebih besar akan terkena Leukemia daripada orang normal.
d. Virus. Ada beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan Leukemia, antara lain : retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.
Tanda dan Gejala Penyakit Leukemia
Secara umum tanda dan gejala leukemia dapat digambarkan sebagai berikut;
1. Anemia. Penderita akan merasa cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (dimana sel darah merah di bawah normal sehingga oksigen dalam tubuh kurang).
2. Pendarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi secara wajar karena didominasi oleh sel darah putih, sehingga menyebabkan penderita akan mengalami pendarahan di jaringan kulit (bisa berup banyaknya jentik merah lebar atau kecil pada jaringan kulit).
3. Terserang Infeksi. Karena sel darah putih tidak bisa berfungsi secara maksimal sebagai pelindung daya tahan tubuh, sehingga tubuh penderita mudah terkena virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya mengalami demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.
4. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang mendesak padat oleh sel darah putih.
5. Nyeri Perut. Nyeri perut juga bisa menjadi indikasai gejala Leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ – organ tubuh dan timbullah nyeri.
6. Pembengkakan Kelenjar Lympa. Yang bisa terjadi di bawah leher, lengan dada dan lainnya. Kelenjar Lympa bertugas menyaring darah, karena tidak berfungsi dengan baik sehingga sel leukemia terkumpul dan mengakibatkan pembengkakan
7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila hal ini terjadi, maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Diagnosa Penyakit Leukemia ( Kanker Darah )
Penyakit Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah : Biopsy, pemeriksaaan darah ( Complete Bloood Count (CBC)), CT atau CAT scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/ lumbar puncture.
Penanganan dan Pengobatan Leukemia
Penanganan kasus Leukemia biasanya berdasarkan gejala – gejala yang muncul seperti yang telah saya sebutkan diatas. Namun secara garis besar, penanganan dan pengobatan Leukemia dapat dilakukan dengan cara single atau gabungan dari beberapa metode dibawah ini :
a. Chemotherapy / intrathecal medications.
b. Therapy Radiasi (metode ini sangat jarang dilakuikan).
c. Transplantasi bone marrow (sumsum tulang).
d. Pemberian obat – obatan tablet dan suntik.
e. Transfusi sel darah merah atau Platelet.
Sedangkan sistem therapi yang sering digunakan adalah kombinasi antara Chemotherapy dan pemberian obat – obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang tidak normal dalam bone marrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa gejala dan tanda – tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang komprehensive.
Posting by Best Medika Herba 0 komentar
Label: luvcifer69
Kebiasaan yang dapat Merusak Otak
Berikut adalah 10 kebiasaan yang dapat merusak otak :
1. Tidak Sarapan Pagi
Mereka yang tidak mengkonsumsi sarapan pagi memiliki kadar gula
darah yang rendah, yang akibatnya suplai nutrisi ke otak menjadi
kurang.
2. Makan Terlalu Banyak
Terlalu banyak makan, apalagi yang kadar lemaknya tinggi, dapat
berakibat mengerasnya pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah. Akibatnya kemampuan kerja otak akan
menurun.
3. Merokok
Zat dalam rokok yang terhisap akan mengakibatkan penyusutan otak
secara cepat, serta dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer.
4. Mengkonsumsi gula terlalu banyak
Konsumsi gula yang terlalu banyak akan menyebabkan terganggunya
penyerapan protein dan nutrisi, sehingga terjadi ketidakseimbangan
gizi yang akan mengganggu perkembangan otak
5. Polusi Udara
Otak adalah konsumen oksigen terbesar dalam tubuh manusia.
Menghirup udara yang berpolusi menurunkan suplai oksigen ke otak
sehingga dapat menurunkan efisiensi otak.
6. Kurang Tidur
Otak memerlukan tidur sebagai saat beristirahat dan memulihkan
kemampuannya. Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama akan
mempercepat kerusakan sel-sel otak.
7. Menutup kepala saat tidur
Kebiasaan tidur dengan menutup kepala meningkatkan konsentrasi
zat karbondioksida dan menurunkan konsentrasi oksigen yang dapat
menimbulkan efek kerusakan pada otak.
8. Menggunakan pikiran saat sakit
Bekerja terlalu keras atau memaksakan untuk menggunakan pikiran
kita saat sedang sakit dapat menyebabkan berkurangnya efektifitas otak
serta dapat merusak otak.
9. Kurang menstimulasi pikiran
Berpikir adalah cara yang paling tepat untuk melatih otak kita.
Kurangnya stimulasi pada otak dapat menyebabkan mengkerutnya otak
kita.
10. Jarang berkomunikasi
Komunikasi diperlukan sebagai salah satu sarana memacu kemampuan
kerja otak. Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu efisiensi
otak. Jarangnya berkomunikasi akan menyebabkan kemampuan intelektual
otak jadi kurang terlatih.
Nah, jangan biarkan otak anda menjadi rusak,, karena anda ga kan mungkin mau untuk menjadi "manusia tanpa otak" kan?? ^_^
Posting by Best Medika Herba 0 komentar
Label: luvcifer69
02 Juni 2010
The Best Healthy Life
Kesehatan adalah salah satu anugerah Tuhan yang sangat berharga namun sering kali kita lupa atau tidak menyadari betapa beruntungnya kita yang dalam keadaan sehat itu. Baru apabila telah merasakan sakit kita akan merasa betapa besarnya manfaat sehat yang dianugerahkan Tuhan kepada kita tersebut. Oleh karena itu sudah selayaknyalah bila sebaiknya kita selalu berusaha menjaga kesehatan kita.
Ada empat faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan seseorang, yaitu :
1. Faktor keturunan, ada beberapa penyakit yang mempunyai kaitan dengan faktor yang diwariskan dari orang tua, seperti hemofili (hemophilia), buta warna, bulai (albino) dsb.
2. Faktor usia, banyak penyakit yang terjadinya pada usia-usia tertentu, penyakit-penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, arthritis, kanker tertentu biasa terjadi pada usia lanjut, cacar air pada usia anak-anak, herpes zooster pada usia dewasa dan tua,
3. Faktor perilaku, beberapa penyakit digolongkan dalam penyakit jabatan/jenis pekerjaan (occupational disease). Pola konsumsi makanan juga berpengaruh terhadap kejadian penyakit-penyakit tertentu seperti tukak lambung (ulcus pepticum), juga jenis makanan yang dimakannya sangat berpengaruh terhadap kejadian-kejadian penyakit. Banyak mengkonsumsi makanan yang berlemak dihubungkan dengan peningkatan kejadian aterosklerosis dan obesitas. Kelebihan atau kekurangan salah satu atau beberapa unsur nutrisi seperti karbohidrat, lemak, protein, (termasuk kelengkapan asam-asam aminonya), vitamin dan mineral dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang serius. Kurang tidur dapat menurunkan daya tahan tubuh, karena pada saat kita tidur nyenyak akan dikeluarkan hormon yang mengaktifkan sistem pertahanan tubuh. Perilaku individu maupun kelompok ataupun institusi yang mengakibatkan pencemaran dapat berakibat terjadinya penyakit-penyakit akibat pencemaran lingkungan, seperti penyakit minamata yang disebabkan oleh pencemaran logam berat khususnya air raksa atau mercury.
4. Faktor lingkungan seperti cuaca, iklim, kondisi air tanah sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit, ada penyakit tropis, ada penyakit yang lebih banyak terjadi di daerah-daerah pantai atau rawa-rawa. Selain dari pada lingkungan fisik, juga lingkungan biologisnya menentukan, pada daerah pantai dan rawa-rawa banyak nyamuk yang merupakan vektor atau pemindah kuman penyebab penyakit seperti virus, bakteri, jamur ataupun protozoa yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang (hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop). Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor dari virus penyebab penyakit demam berdarah dengue, nyamuk Anopheles dapat menularkan plasmodium, protozoa penyebab penyakit malaria sedangkan nyamuk culex dapat menularkan cacing filaria yang dapat menyebabkan filariasis atau penyakit kaki gajah (elephantiasis). Penyakit gondok endemis dapat terjadi pada orang-orang yang tinggal di lingkungan yang air tanahnya tidak mengandung cukup jodium. Penyakit minamata dapat terjadi pada orang-orang yang hidup dilingkungan yang tercemar oleh logam berat, khususnya air raksa atau mercury.
Healthy Sleep Habits, Happy Child / Your Fussy Baby
Posting by Best Medika Herba 0 komentar
Label: alat kesehatan, disease, faal, health, illnes, penyakit
Signs and Symptoms of Human Diasease
Kencing Manis
* Banyak kencing (polyuria)
* Banyak minum (polydipsia)
* Banyak makan (polyphagia)
* Penurunan berat badan.
Serangan Jantung
Gejala utama dari suatu serangan jantung (Acute Myocardial Infarction) adalah nyeri hebat pada dada bagian tengah, yang menjalar ke punggung, rahang, lengan kiri sampai ke kelingking tangan kiri. Nyeri dada tersebut biasanya terasa seperti ditindih atau dipijat dengan tekanan yang sangat berat. Penjalaran rasa sakit kadang-kadang juga sampai ke lengan kanan. Kadang-kadang nyerinya terasa di perut bagian atas sehingga mirip gejala penyakit pada pada organ-organ pencernaan seperti maag dsb. Denyut jantung kadang-kadang terasa tak teratur dan memukul-mukul.
Penderita biasanya gelisah, berkeringat, pucat dengan bibir, telapak tangan dan kaki agak kebiru-biruan.
Stroke
Gejala stroke dapat bervariasi tergantung bagian otak yang terkena gangguan, meliputi hal-hal sbb :
* Kehilangan perasaan (baal) pada lengan, kaki atau sebelah dari tubuh.
* Kelumpuhan atau kelemahan pada lengan, kaki atau sebelah dari tubuh.
* Kehilangan penglihatan atau pendengaran dari mata atau telinga kiri atau kanan
* Pusing.
* Bicara pelo.
* Kesulitan untuk memikir atau mengucapkan kata yang tepat untuk suatu hal.
* Ketidak mampuan mengenal bagian-bagian tubuh
* Gerakan-gerakan tak normal
* Kehilangan kemampuan mengontrol kandung kemih.
* Gangguan keseimbangan.
* Pingsan atau gangguan kesadaran.
Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Umumnya tekanan darah tinggi tidak menimbulkan gejala sehingga seringkali disebut sebagai 'Silent Killer' karena justru akibat tak adanya gejala tersebut tekanan darah tinggi dapat berlangsung tanpa diketahui, padahal akibaatnya terhadap organ-organ vital seperti jantung, otak dan ginjal sangat membahayakan. Beberapa gejala dapat muncul bersamaan dengannya dan diasosiasikan sebagai gejala tekanan darah tinggi, seperti sakit kepala, pusing, muka merah, kelelahan dan mimisan, padahal hal itu dapat terjadi dengan frekuensi yang sama pada orang-orang dengan tekanan darah normal. Pada orang-orang yang mengidap tekanan darah tinggi yang berat atau lama tidak mendapat pengobatan dapat terjadi gejala-gejala akibat kerusakan organ-organ lain yang ditimbulkannya.
UVZ Health Systems ESA100 Personal Battery Operated Toothbrush Sanitizer
Posting by Best Medika Herba 0 komentar
Label: diabetes, gejala, heart attack, hipertensi, kidney, tanda