28 November 2010

PENYEBAB PENYAKIT LEUKEMIA dan PENGOBATANNYA

Leukemia merupakan bagian dari penyakit kanker, yang mana masyarakat umum menyebutnya dengan nama Kanker Darah itu karena terjadi pada sel – sel darah. Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit yang menyerang sel – sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (Bone Marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga tipe sel darah yang diantaranya adalah sel darah putih (yang berfungsi sebagai sistem imun / daya tahan tubuh terhadap infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oksigen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).

Leukemia pada umumnya sudah muncul pada diri seseorang sejak usia dini, dimana sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih ayng berkembang tidak normal. Secara normal, sel darah putih me-reproduksi ulang bila diperlukan oleh tubuh atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan sinyal atau tanda secara teratur apabila sel darah dibutuhkan untuk be-reproduksi kembali.

Pada kasus Leukemia, sel darah putih ternyata tidak merespon terhadap sinyal yang diberikan sehingga produksi berlebihan dan tidak terkontrol dan akhirnya keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Seseorang dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan gejala deperti ini : mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan pendarahan.

Leukemia Akut dan Kronis

Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan Leukemia kronis memiliki perjalanan yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.

Jika berdasarkan sel darah putih yang terkena, baik itu Limphoid atau Myeloid, maka Leukemia dibagi menjadi :

1. Leukemia Limfositik akut (LLA), merupakan tipe Leukemia paling sering terjadi pada anak – anak. Tetapi penyakit ini juga terdapat pada dewasa terutama mereka yang telah berusia 65 tahun atau lebih.

2. Leukemia Mielositik Akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak – anak. Tipe ini dahullu disebut Leukemia Nonlimfositik akut.

3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK). Orang dewasa yang telah berusia lebih dari 55 tahun lebih sering terkena Leukemia ini, walaupun orang dewasa yang masih muda juga bisa terkena ini. Akan tetapi tipe Leukemia ini hampir tidak pernah terjadi pada anak – anak.

4. Leukemia Mielositik (LMK). Yang ini sering terjadi pada semua orang dewasa dan dapat juga terjadi pada anak – anak tetapi sangat sedikit.

Penyebab Penyakit Leukemia

Walaupun sampai saat ini belum ada / belum ditemukan penyebab utama dari Leukemia ini, akan tetapi ada beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu terjadinya Leukemia pada setiap orang, diantaranya adalah :

a. Radiasi. Hal ini berdasarkan riset pada pegawai Radiologi yang ternyata lebih sering menderita Leukemia. Leukemia ini juga ditemukan pada korban radiasi bom atom di Heroshima dan Nagasaki (Jepang).

b. Leukemogenik. Beberapa zat kimia telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi Leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia industri seperti insektisida serta obat – obatan yang digunakan untuk kemoterapi.

c. Herediter. Yang mana penderita Down Syndrom 20% lebih besar akan terkena Leukemia daripada orang normal.

d. Virus. Ada beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan Leukemia, antara lain : retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

Tanda dan Gejala Penyakit Leukemia

Secara umum tanda dan gejala leukemia dapat digambarkan sebagai berikut;

1. Anemia. Penderita akan merasa cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (dimana sel darah merah di bawah normal sehingga oksigen dalam tubuh kurang).

2. Pendarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi secara wajar karena didominasi oleh sel darah putih, sehingga menyebabkan penderita akan mengalami pendarahan di jaringan kulit (bisa berup banyaknya jentik merah lebar atau kecil pada jaringan kulit).

3. Terserang Infeksi. Karena sel darah putih tidak bisa berfungsi secara maksimal sebagai pelindung daya tahan tubuh, sehingga tubuh penderita mudah terkena virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya mengalami demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.

4. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang mendesak padat oleh sel darah putih.

5. Nyeri Perut. Nyeri perut juga bisa menjadi indikasai gejala Leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ – organ tubuh dan timbullah nyeri.

6. Pembengkakan Kelenjar Lympa. Yang bisa terjadi di bawah leher, lengan dada dan lainnya. Kelenjar Lympa bertugas menyaring darah, karena tidak berfungsi dengan baik sehingga sel leukemia terkumpul dan mengakibatkan pembengkakan

7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila hal ini terjadi, maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.

Diagnosa Penyakit Leukemia ( Kanker Darah )

Penyakit Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah : Biopsy, pemeriksaaan darah ( Complete Bloood Count (CBC)), CT atau CAT scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/ lumbar puncture.

Penanganan dan Pengobatan Leukemia

Penanganan kasus Leukemia biasanya berdasarkan gejala – gejala yang muncul seperti yang telah saya sebutkan diatas. Namun secara garis besar, penanganan dan pengobatan Leukemia dapat dilakukan dengan cara single atau gabungan dari beberapa metode dibawah ini :

a. Chemotherapy / intrathecal medications.
b. Therapy Radiasi (metode ini sangat jarang dilakuikan).
c. Transplantasi bone marrow (sumsum tulang).
d. Pemberian obat – obatan tablet dan suntik.
e. Transfusi sel darah merah atau Platelet.

Sedangkan sistem therapi yang sering digunakan adalah kombinasi antara Chemotherapy dan pemberian obat – obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang tidak normal dalam bone marrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa gejala dan tanda – tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang komprehensive.

Kebiasaan yang dapat Merusak Otak

Berikut adalah 10 kebiasaan yang dapat merusak otak :

1. Tidak Sarapan Pagi
Mereka yang tidak mengkonsumsi sarapan pagi memiliki kadar gula
darah yang rendah, yang akibatnya suplai nutrisi ke otak menjadi
kurang.

2. Makan Terlalu Banyak
Terlalu banyak makan, apalagi yang kadar lemaknya tinggi, dapat
berakibat mengerasnya pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah. Akibatnya kemampuan kerja otak akan
menurun.

3. Merokok
Zat dalam rokok yang terhisap akan mengakibatkan penyusutan otak
secara cepat, serta dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer.

4. Mengkonsumsi gula terlalu banyak
Konsumsi gula yang terlalu banyak akan menyebabkan terganggunya
penyerapan protein dan nutrisi, sehingga terjadi ketidakseimbangan
gizi yang akan mengganggu perkembangan otak

5. Polusi Udara
Otak adalah konsumen oksigen terbesar dalam tubuh manusia.
Menghirup udara yang berpolusi menurunkan suplai oksigen ke otak
sehingga dapat menurunkan efisiensi otak.

6. Kurang Tidur
Otak memerlukan tidur sebagai saat beristirahat dan memulihkan
kemampuannya. Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama akan
mempercepat kerusakan sel-sel otak.

7. Menutup kepala saat tidur
Kebiasaan tidur dengan menutup kepala meningkatkan konsentrasi
zat karbondioksida dan menurunkan konsentrasi oksigen yang dapat
menimbulkan efek kerusakan pada otak.

8. Menggunakan pikiran saat sakit
Bekerja terlalu keras atau memaksakan untuk menggunakan pikiran
kita saat sedang sakit dapat menyebabkan berkurangnya efektifitas otak
serta dapat merusak otak.

9. Kurang menstimulasi pikiran
Berpikir adalah cara yang paling tepat untuk melatih otak kita.
Kurangnya stimulasi pada otak dapat menyebabkan mengkerutnya otak
kita.

10. Jarang berkomunikasi
Komunikasi diperlukan sebagai salah satu sarana memacu kemampuan
kerja otak. Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu efisiensi
otak. Jarangnya berkomunikasi akan menyebabkan kemampuan intelektual
otak jadi kurang terlatih.

Nah, jangan biarkan otak anda menjadi rusak,, karena anda ga kan mungkin mau untuk menjadi "manusia tanpa otak" kan?? ^_^

Template by : kendhin x-template.blogspot.com